Posted by Gde Juliartha • 4 min read
Pernah nggak kamu ngitung, ada berapa produk skincare yang kamu pakai dalam sehari? Mungkin ada face wash, toner, cleanser, exfoliator, moisturizer, serum… dan tentu aja sunscreen sebelum keluar rumah. Rutinitas skincare kayak gini udah jadi bagian penting buat banyak orang, terutama perempuan, dalam merawat kulit wajahnya.
Tapi, pernah kepikiran nggak buat pakai produk wajah di bagian tubuh lain, kayak tangan atau kaki? Di sosial media, sekarang mulai ramai konten beauty hacks yang ngajak orang buat nyobain hal ini. Dan ternyata, banyak juga yang mulai pakai produk wajah untuk ngatasin masalah kulit di bagian tubuh lainnya. Nah, tren ini dikenal dengan nama skinification.
Skinification pertama kali naik daun lewat platform kayak TikTok, di mana banyak orang mulai coba pakai face cream di badan. Nggak cuma itu, sekarang juga banyak yang pakai toner dan serum—yang biasanya buat wajah—ke area leher, tangan, sampai kaki. Tujuannya? Sama seperti saat merawat wajah, biar kulit lebih bersih, sehat, dan cerah. Trend ini berkembang karena pengetahuan soal perawatan kulit makin gampang diakses. Lewat sosial media, orang jadi lebih tahu soal bahan aktif kayak serum pencerah atau eksfoliator buat ngangkat sel kulit mati. Mereka ingin hasil perawatan wajah yang glowing itu juga muncul di bagian tubuh lainnya.
Di Indonesia sendiri, dua manfaat utama yang paling dicari dari skincare adalah efek mencerahkan dan perlindungan dari sinar UV (YCP Solidiance). Nggak heran kalau banyak konten beauty hacks di sini fokus ke produk-produk dan cara pakainya yang bisa bikin kulit tampak lebih cerah dan bersinar. Rutinitas skincare yang tadinya cuma buat wajah, sekarang merambah ke tangan dan kaki juga.
Kamu sadar gak kalo kita sebagai manusia itu bisa kreatif banget dalam menggunakan suatu bahan? Contohnya susu yang awalnya menjadi minuman sekarang juga digunakan sebagai bahan perawatan kulit, begitu juga kopi yang ampasnya ternyata bisa digunakan juga sebagai eksfoliator alami kulit. Hal ini juga yang terjadi pada trend skinification.
Tren skinification sendiri nggak berhenti di kulit tubuh aja, tapi juga merambah ke rambut dan kulit kepala. Bahan aktif yang dulu identik sama skincare wajah, sekarang muncul juga di produk body care dan hair care (Aesthetics Today). Beberapa contohnya seperti:
Niacinamide (Vitamin B3)
Hyaluronic Acid
Salicylic Acid (BHA)
Dunia skincare terus berkembang, dan brand-brand juga makin responsif sama trend serta kebutuhan pasar. Brand-brand mulai mengadaptasikan bahan-bahan aktif ke produk-produk lainnya di luar facial care. Selain untuk mendapatkan khasiat yang sama, informasi penggunaan bahan-bahan aktif juga untuk menguatkan narasi produk. Karena konsumen saat ini sudah aware dengan kegunaan bahan-bahan aktif, pencantuman informasi tersebut dapat mendorong relevansi produk dalam kebutuhan konsumen.
Apakah kreativitas konsumen dalam menggunakan produk skincare ini merupakan bentuk aspirasi yang tumbuh mengenai kecantikan diri? Atau sebuah wujud self-care yang lebih holistik melalui perawatan diri yang lebih menyeluruh? Padahal ada risiko juga dari penggunaan bahan aktif yang berlebihan tergantung dari karakteristik kulit masing-masing. Kondisi lingkungan dan iklim yang semakin tidak bersahabat untuk kulit juga bisa menjadi satu faktor yang menentukan. Namun apakah trend skinification ini didorong oleh standar kecantikan diri sendiri dan sosial, kepedulian akan kesehatan kulit yang menyeluruh, atau hal lainnya?