|||

Sebuah Obsesi di dalam Segelas Matcha

Photo: Jason Leung/Unsplash

Matcha di mana-mana

Coba kamu lihat pengunjung lain saat menongkrong di kafe favoritmu. Ada yang pesan americano, latte, atau cappuccino. Tapi belakangan ini kamu juga bisa lihat beberapa gelas dengan air hijau, terkadang dicampur susu juga. Itu matcha. Warna hijaunya khas dan sering banget muncul di mana-mana: di rak minuman, di cake display, bahkan di timeline sosial mediamu. Bahkan bisa jadi kamu juga salah satu yang membuat postingan itu.

Matcha, bubuk teh hijau dari Jepang, sekarang udah jadi minuman favorit banyak orang.

Sebuah obsesi global

Permintaan matcha semakin tinggi, saking tingginya produksinya mulai keteteran. Jumlah petani teh yang menurun dan kendala produksi menjadi penyebabnya. Padahal jumlah produksi bubuk matcha di tahun 2023 sudah meningkat hampir tiga kali lipat dari tahun 2010 (menurut data Ministry of Agriculture, Forestry, and Fisheries Jepang). Matcha sudah jadi obsesi orang-orang di seluruh dunia.

Mengutip artikel The Guardian, Naoto Sakayori–Direktur Chazuna (sebuah Taman dan Museum yang melestarikan budaya teh di Uji, dekat Kyoto, Jepang) mengatakan mereka mengalami peningkatan jumlah pengunjung yang signifikan dari Agustus 2024. Padahal tempat yang didirikan pada tahun 2021 itu tidak punya banyak pengunjung di dua tahun pertama. Workshop matcha mereka juga penuh pesanan. Yang menarik, dari 60 orang yang datang seharinya, 90% adalah wisatawan internasional.

Dari artikel yang sama, lonjakan permintaan untuk matcha dari Eropa, Amerika Serikat, dan Australia juga memperparah adanya kekurangan suplai matcha. Walaupun di Jepang sendiri konsumsi teh sedang menurun, tapi permintaan global tetap meningkat dari adanya ekspektasi naiknya nilai market global matcha hampir dua kali lipat dari $2,8 miliar di 2023 jadi $5 miliar di 2028.

Matcha bukan cuma hanya minuman. Sejatinya matcha adalah bagian dari upacara yang penuh makna dan ketenangan. Setelah masuk ke Jakarta, Bandung, atau Bali ia berubah bentuk. Ia bisa disajikan bersama latte dingin di dalam cup take away, jadi cake, atau bahkan muncul di produk kecantikan.

Tapi apa sebenarnya yang kita cari dari matcha?

Estetika dari segelas matcha

Kamu masih ingat Es Kepal Milo dan Kopi Dalgona? Dua minuman ini sempat populer karena viral. Begitu juga dengan matcha, ribuan tagar #matchaaesthetic dan #matchalatte muncul di media sosial yang bikin orang-orang FOMO. Postingannya mulai dari berbagai bentuk minuman matcha sampai orang-orang yang bikin matcha sambil diaduk pakai chasen (pengaduk bambu).

Matcha memang menarik, mulai dari warna hijau yang cantik sampai penyajiannya yang memikat. Tapi apa yang bikin matcha bertahan lebih lama dari Es Kepal Milo dan Kopi Dalgona?

Sensasi kafein yang berbeda

Sama halnya seperti kopi, matcha juga mengandung kafein. Tapi, katanya ada sesuatu yang berbeda dari matcha kalau dibanding kopi. Ia relatif lebih berteman dengan yang perutnya enggak tahan dengan kopi dan enggak membuat jantung berdebar-debar. Matcha serasa memberikan khasiat yang sama tapi dengan vibe yang lebih tenang, stabil, dan pelan. Rasanya cocok buat yang pengen fokus tapi tetap santai.

Sebuah gaya hidup dan identitas

Tak lupa dengan gaya hidup kota yang makin cepat dan serba sibuk. Orang berhasrat untuk lebih pelan. Buat banyak orang matcha adalah simbol antitesis. Bayangkan dari cara membuatnya yang perlu disaring dulu, lalu kemudian diaduk pakai chasen sampai efek kafeinnya yang lebih pelan dan ramah. Matcha berhasil meramaikan identitas pada orang-orang yang ingin lebih mindful.

Buat banyak orang, minum matcha itu lifestyle. Ada kesan sehat, zen, dan sedikit sentuhan aku cultured”.

Jadi, apa ini hanya tren sesaat?

Matcha punya narasi katalis untuk gaya hidup dan identitas tertentu. Banyak brand yang mengadopsi matcha ke dalam produk mereka. Dari snack sampai skincare juga sudah ada. Sepertinya bukan karena hanya meminjam aroma dan rasanya, namun kekuatan narasi menenangkan, alami, dan sehat yang melebur pada produk tersebut.

Tren matcha memang lebih banyak soal minumannya. Tapi dibalik itu matcha juga representasi budaya ratusan tahun yang mendefinisikan bagaimana gaya hidup yang penuh makna dengan menggunakan waktu sebagai bahan untuk persiapannya. Gaya hidup yang jadi obsesi banyak orang di tengah pola hidup sekarang yang serba cepat dan sibuk. Apakah keberadaan matcha dapat menjadi simbol antitesis gaya hidup serba cepat ini, atau justru membawanya ke arah yang baru?

Up next Why Did We Change Our Website Dear everyone, Welcome to our new website. Let’s talk about this, as the team had a very interesting discussion on writing and working with the
Latest posts Sebuah Obsesi di dalam Segelas Matcha Why Did We Change Our Website Between Minimalism and Accessibility Developing Qualitative Researchers: A Training on Mindset and Process Understanding the Preferences for Buying Ready-to-Drink Products Social Lab - The Aspirations of Young Adults in Indonesia Finex - Understanding User Behavior of Forex Traders to Develop an Intuitive Trading App Sequis - A Study to Understand Insurance Agents’ Challenges Glance - Uncovering Urban Indonesian Digital Behavior for Smart Lockscreen Experience